Rabu, 09 Februari 2011
Remaja harus waspada bahaya AIDS
Siswa merupakan bagian dari remaja yang harus diselamatkan. Secara umum siswa memiliki emosi yang bergelora, meledak-ledak dan mudah terkena godaan oleh lingkungannya.
Menyadari hal ini, pemahaman pengetahuan, keluasan pandangan tentang sesuatu harus mendalam sehingga benar-benar terhayati dalam hidupnya dan bila hal tersebut tidak baik siswa dapat menghindarinya.
Pengenalan aneka jenis penyakit, lebih-lebih yang bersinggungan dengan akibat kehidupan pergaulan bebas pantas diberikan kepada remaja dan lebih khusus lagi pada siswa-siswi di bangku sekolah. Salah satu penyakit berbahaya yang perlu disosialisasikan pada siswa yakni AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau sindrom kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.
AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV menyerang dan melemahkan sistem pertahanan badan manusia. Virus ini membutuhkan waktu untuk menyebabkan sondrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit ini ditandai melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki, karena sel darah putih dirusak oleh virus HIV. Virus ini dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui berbagai cara, di antaranya hubungan seks bebas tanpa menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian jarum suntik, semprot, tindik atau tato, transfusi darah, dan lainnya.
Dari tahun ke tahun, kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Penderita usia remaja dan produktif pun cukup banyak. Hal ini tentulah sangat mengkhawatirkan. Sebagian besar dari remaja menganggap HIV sebagai penyakit yang tak berbahaya.
Karena itu, seluruh komponen masyarakat khususnya generasi muda dan pelajar harus hati-hati dalam bergaul dan berperilaku. Anak muda, khususnya siswa, wajib mendapat pemahaman akan bahayanya virus HIV.
Remaja merupakan aset bangsa yang harus diselamatkan. Bila mereka terkena virus ini, harapan masa depannya benar-benar pudar. Tatapan hari esoknya akan suram dan penuh masalah.
Dari dasar ini, maka peran guru dan lebih-lebih orangtua siswa tidak ringan. Anak-anak butuh kasih sayang dan perhatian. Pemenuhan kebutuhan materi yang melimpah belum menjamin remaja terbebas dengan ancaman virus berbahaya tersebut.
Penanaman iman dari agama masing-masing dan contoh perbuatan mulia dari guru dan orangtua merupakan modal paling mendasar bagi anak-anak bangsa. Bila generasi mudanya cerdas dan berperilaku mulia, tentu mencerminkan harapan cerah bagi bangsa nantinya.
Sumber: waspada.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar